Solusi Sederhana Untuk Banjir Bandung
Saya yakin kalian juga kesal dan prihatin dengan kondisi jalan raya Bandung dewasa ini yang berlubang dan banjir saat hujan melanda. Dari pada capek mengutuk wali kota Bandung yang sibuk mengurus urusan lain, lebih baik kita bertindak secara swadaya dalam upaya mengatasi masalah kita bersama ini.Merujuk pada pernyataan teman baik saya di kampus dulu, bernama Sano, masalah yang terasa dan terlihat kompleks ini sebenarnya sangat sederhana penyebabnya. Jalanan di bandung berlubang dan retak bergelombang karena tergerus dan terdorong luapan air hujan yang meluap setiap kali hujan. Air hujan meluap karena tidak ada tempat di permukaan tanah yang bisa menyerap air (karena sudah kebanyakan bangunan dan pengaspalan yang menutup permukaan tanah).
Jadi apa yang bisa kita perbuat? Solusinya juga sangat sedrehana. Kamu hanya perlu membuat sumur resapan di mana pun yang memungkinkan, seperti halaman rumah kamu sendiri. Cara pembuatannya juga sederhana. Tinggal gali saja. Coba kamu tilik gambar di bawah ini :
Penjelasan tambahan tentang Lubang BIOPORI. Lebih lengkap silahkan mampir ke www.biopori.com
“Ini adalah salah satu solusi sederhana untuk menambah daerah tangkapan air hujan agar tidak meluap dan tidak menyebakan banjir. Bermanfaat pula untuk mengelola sampah organik kita. Forum Hijau Bandung (FHB) ingin mendata siapa individu/komunitas/institusi/organisasi yang memiliki bor biopori (jumlah bor) dan boleh dipinjam untuk kerja bakti bersama maupun bersedia masuk dalam database FHB sebgai pemilik biopori yang boleh dipinjam oleh warga yang ingin membuat lubang biopori”, kata Sano sebagai koordinator FHB.Bayangkan berapa besar volume air yang bisa teresap ke dalam tanah kalau masing-masing penduduk Bandung membuat satu lubang resapan dan biopori, sekitar 2,5 juta liter air!! (Dengan asumsi ukuran lubang diameter 10 cm dan kedalaman 1 meter, volume 1 meter kubik setara dengan 1 liter dan penduduk bandung 8 juta orang).
Mudah-mudahan masalah banjir dapat diatasi oleh kesadaran kita masing-masing. Setelah menyadarkan masyarakat, tinggal menunggu kesadaran wali kota untuk memperbaiki dan merawat jalan raya.
DIG, DIG, DIG!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar