Kamis, 14 Oktober 2010

Produktivitas oksigen yang dihasilkan pohon

Menurut hasil penelitian pada tahun 1989 menunjukkan bahwa pohon damar (Agathis alba), mahoni (Swietenia macrophylla), jamuju (Podocarpus imbricatus) dan pala (Mirystica fragrans), asam landi (Pithecelobium dulce), johar (Cassia siamea) mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menurunkan kandungan timbal dari udara. Untuk beberapa tanaman glodogan (Polyalthea longifolia), keben (Baringtonia asiatica) dan tanjung (Mimusops elengi), walaupun kemampuan serapannya terhadap timbal rendah namun tanaman tersebut tidak peka terhadap pencemaran udara. Namun tanaman daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea) dan kesumba (Bixa orellana) mempunyai kemampuan yang sangat rendah dan sangat tidak tahan terhadap pencemaran yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.
Selanjutnya hasil penlitian Irawati (1991) memperlihatkan bahwa pohon mahoni, bisbul, tanjung, kenari, meranti merah, kere payung dan payung hitam memiliki ketahanan yang tinggi terhadap pencemaran debu semen serta kemampuan yang tinggi dalam menjerap (adsorpsi) dan menyerap (absorpsi) debu semen. Namun pohon-pohon duwet, medang lilin dan sempur kurang baik digunakan sebagai tanman untuk penghijauan di kawasan industri pabrik semen. Ketiga jenis tanaman ini selain agak peka terhadap debu semen, juga memiliki kemampuan yang rendah dalam menjerap dan menyerap partikel semen.
Bidwell dan Fraser mengemukakan, kacang merah (Phaseolus vulgaris) dapat menyerap gas ini karbon monoksida sebesar 12 – 120 kg/km2/hari. Mikroorganisme serta tanah pada lantai hutan memiliki peranan yang baik dalam menyerap gas karbonmonoksida (Bennet dan Hill, 1973). Inman dkk mengemukakan, tanah dengan mikroorganismrnya dapat menyerap gas karbonmonoksida dari udara yang semula konsentrasinya sebesar 120 ppm (13,8 x 104 mg/m3)  menjadi hampir mendekati nol hanya dalam waktu 3 jam saja.
Widyastama (1991) mengemukakan, tanaman yang baik sebagai penyerap gas CO2 dan penghasil oksigen adalah: damar (Agathis alba), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), lamtoro gung (Leucaena leucocephala), akasia (Acacia auriculiformis) dan beringin (Ficus benyamina).

Sedangkan Tumbuhan / tanaman dalam kehidupannya sehari-hari melakukan apa yang disebut fotosintesis. Dalam proses fotosintesius ini selain diperoduksi zat organik juga dihasilkan gas oksigen. Banyak manfaat dari tanaman ini, yakni :
a.Tanaman menghasilkan zat organic yang berfungsi segai bahan makanan (misalnya beraneka ragam buah-buahan).,
b.Tanaman menghasilkan kayu untuk bahan bangunan, industri mebel, kertas, kayu lapis, lantai,  dan lain-lain.
c.Tanaman berguna untuk peneduh dan penyegar lingkungan di jalan-jalan, perkantoran, pemukiman, di kota dan di desa.
d.Tanaman memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan (lihat jenis-jenis pohon penghijaun di kota-kota dan tanaman hias).
Dalam satu hari sebatang pohon menyerap CO2 antara 20 dan 36 gram per hari. Bila di pekarangan rumah anda terdapat 10 buah pohon, maka dalam sebulan pekarangan anda memberikan kontribusi menyerap CO2 sebanyak 5,6 – 10,08 kg atau menyimpan 750 kg karbon selama tanaman itu tumbuh di sana. Kalau di sekitar rumah anda ada 99 KK yang memiliki jumlah pohon sama dengan di rumah anda, maka jumlah CO2 yang diserap menjadi 0,5 – 1,008 ton atau karbon yang disimpan   sebanyak 75 ton.
Hasil estimasi ilmiah menunjukkan bahwa  dalam sejam satu lembar daun memperoduksi oksigen sebanyak 5 ml. Dengan mengambil contoh pekarangan rumah anda dan sekitarnya yang ditanami pepohonan tadi dan bila rata-rata jumlah daun per pohon 200 lembar,  maka pohon-pohon di tempat tinggal anda dan sekitarnya akan menyumbang oksegen sebanyak 10 x 100 x 200 x 5 ml = 1.000 liter per jam. Angka ini setara dengan  jumlah kebutuhan  oksigen untuk pernapasan sebanyak 18 orang (kebutuhan oksigen untuk satu orang bernapas adalah 53 liter per jam). 

Dua Dunia

Penampilan seseorang kadang bisa menjebak kita. Orang yang sekilas terlihat kalem dan pendiam, tetapi kadang dia mempunyai hobbi atau profesi lain yang bertolak belakang alias sangat ekstrem. hal ini  sangant cocok dengan pepatah yang mengatakan “Jangan menilai sebuah buku dari sampulnya.”


Adalah pemuda kalem dan santun bernama Danar Sanjaya. Pria berkacamata ini sehari-hari bekerja sebagai operator di salah satu Stasiun Pengisihan Bahan Bakar untuk Umum atau SPBU di daerah Taman Tirto, Bantul, Yogyakarta. Hampir setiap jam kerja, hari-hari Danar dihabiskan untuk melayani pelanggan yang hendak mengisi bahan bakar untuk mobil atau motor. Sepintas pekerjaan yang dilakoni pria berkacamata minus ini tidak ada yang istimewa dan sangat monoton. Namun di balik pekerjaan Danar yang monoton dan rutinitas itu ternyata dia berprofesi sebagai pemain band. Tidak tanggung-tanggung di grup band ini Danar sebagai vokalis. Dan band ini beraliaran hardcord alias cadas.

Sementara itu di Surabaya ada Mama Bonita. Di setiap kesempatan acara ulang tahun anak-anak misalnya, Mama Bonita menghibur anak-anak itu sebagai badut. Dengan kostum dan make up yang berwarna – warni,  Mama Bonita selain membuat gerakan-gerakan yang lucu ia juga memainkan sulap. Mama Bonita mengaku sangat senang menjadi badut. Selain mendapatkan honor yang lumayan, ia juga bisa dekat dengan anak-anak. “Anak-anak itu sangat bergembira. Dan, saya sangat senang melihat ekspresi mereka yang gembira itu,”ujar Mama Bonita. Nah, tahukah Anda, di balik pakaian badut itu ternyata sehari-hari Mama Bonita adalah seorang perwira polisi. Ya,Mama Bonita adalah polisi berpangkat  Ajun Komisaris Polisi yang bertugas di Polda Jawa Timur.

Tiga pria masing-masing Deddyk Eryanto Nugroho, Justinus Irwin Ardyanto dan Wahyu Nugoroho adalah personel kelompok band yang berjuluk Bangkutaman. Band yang beraliran indie ini sudah mengeluarkan beberapa album dan sudah pentas di berbagai pertunjukkan. Namun dibalik  aktivitas bermusik, mereka mempunyai profesi bertolak belakang dengan kegiatan bermusiknya. Deddyk Eryanto Nugroho berprofesi sebagai pengacara, Justinus Irwin Ardyanto sebagai editor buku dan Wahyu Nugroho alias Acum sebagai wartawan majalah musik.


Rustamaji yang biasa dipanggil Kachong. Sudah hampir 15 tahun Kachong menjadi juru parkir di depan gedung SMU 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Selain menjadi juru parkir, Rustamaji yang asal Madura, Jawa Timur ini juga menjadi pemulung. Ia mengumpulkan botol minuman plastik di jalan-jalan ke dalam karung. “Botol-botol plastik itu saya kumpulkan. Sekitar satu bulan nanti ada yang datang untuk membeli barang-barang yang saya kumpulkan,” kata Kachong memberi alasan.
Diluar dugaan, ternyata di balik profesi sebagai juru parkir dan pemulung Kachong adalah guru tari, teater dan pemain musik etnis. Pada hari-hari tertentu Kachong mengajar tari kepada beberapa orang yang berminat.
Cita-cita atau harapan  untuk menjadi seseorang memang suatu misteri yang kadang sangat sulit untuk diwujudkan. Tidak jarang untuk menuju suatu cita-cita seseorang harus melalui jalan yang berliku dan penuh rintangan. Untuk itu, jika Anda sudah mendapatkan isyarat di hati atau lentera jiwa, Anda bisa mengikutinya. (end)